Sabtu 23 September 2017 saya terbangun dari kamar Hotel Imperial, Kuching, Sarawak. Bangun dengan perasaan bahagia karena salah satu impian saya, pergi ke negara sebelah yang masih 1 pulau dengan Indonesia akhirnya tercapai.
Hari ini agendanya adalah saya dan beberapa rekan Blogger dari Indonesia yang mengikuti family trip di Sarawak akan diajak Sarawak Tourism Board untuk berkunjung ke Bako National Park.
Bako National Park Ini adalah kawasan hutan lindung yang didirikan pada tahun 1957, dan merupakan hutan tertua di Sarawak. Menurut info yang saya dapat, ada beberapa hal unik yang terdapat di sana. Yaitu batu lapis, monyet hidung panjang, babi hutan, kepiting dengan berbagai jenis warna, dan masih banyak satwa unik lainnya.
Untuk mencapai Bako National Park, kami menempuh jarak 45 menit dengan jalur darat, dan diteruskan dengan jalur air (kapal motor) dengan waktu 30 menit. Untuk gambarannya, hutannya terletak di seberang pulau, jadi harus mengarungi laut terlebih dulu untuk mencapainya. Sepanjang perjalan jalur darat, saya bisa menikmati pemandangan segara dan tanaman bakau.
Setelah menempuh jalur air, kami disambut dengan pemandangan batu-batu berlapis. Dari keterangan Aunty Anna, tour guide dari Sarawak Tourism Tour, batu-batu tersebut terbentuk karena air laut yang menghantamnya. Benar-benar fenomena alam. Begitu mendarat, kami langsung menuju Bako National Park.
Kamu resmi memasuki Bako National Park jika sudah melihat monyet hidung panjang atau yang lebih dikenal dengan bekantan. Warga lokal menyebutnya dengan nama “orang Belanda”, sebagai bentuk proses karena mereka pernah dijajah oleh kompeni Belanda.
Puas melihat bekantan yang meloncat dari satu pohon ke pohon lainnya, selanjutnya saya dan rombongan melanjutkan trekking ke dalam hutan. Suasanya ya memang hutan. Hutan apa adanya. Alami tanpa buatan.
Kami memasuki hutan lalu kemudian diajak untuk melihat pohon tongkat ali, tumbuhan yang katanya bisa menambah stamina para pria. Berbagai tumbuhan endemic tumbuh dengan subur disini, sumber kekayaan alam yang oleh masyarakat terdahulu dijadikan sumber makanan dan obat-obatan.
Setelah lelah jalan-jalan, kami diajak untuk kembali ke titik awal untuk menikmati makan siang. Kami makan di tempat semacam kantin di tengah hutan. Uniknya disini adalah self service, dari mengambil makanan, membuang sisa makanan sampai meletakkannya di tempat cuci.
Karena letaknya yang masih 1 rumpun dengan Indonesia, berbagai hewan dan tumbuhan yang ada disana sebagainya dapat kamu temukan juga di negeri kita sendiri. Untuk kamu yang suka alam, petualangan, hutan hujan, tumbuh-tumbuhan langka, satwa liar, hingga trekking di dalam hutan, kamu dapat mencoba berkunjung ke Bako National Park ini. Semua paket wisata ini bisa kamu cek di website resminya www.sarawaktravel.com.
2 replies on “Bako National Park, Kawasan Hutan Lindung Tertua di Sarawak”
wiih, asri banget ya. next coba destinasi lain di Malaysia selain KL dan Penang
Pasti! akan kembali lagi ke negara sebelah buat kedepannya 🙂
Comments are closed.