Kesenjangan gender pada dunia pekerjaan adalah isu sosial yang sampai saat ini masih eksis. Dalam kontribusinya mengatasi hal tersebut, Amazon Web Services (AWS) Indonesia bekerja sama dengan Prestasi Junior Indonesia (PJI) menggelar acara bertajuk Girls’ Tech Day. Acara ini diselenggarakan pada Sabtu, 26 November 2022 silam di SMKN 2 Bandung. Indonesia menjadi negara ke-13 di dunia dan negara pertama di Asia Tenggara tempat AWS InCommunitiesmenggelar acara ini.
Sebagaimana tajuk acara yang diusung, AWS Girls’ Tech Day berfokus pada pengembangan perempuan khususnya di bidang teknologi. Dilansir dari TechTarget tahun 2021, perempuan masih tertinggal dibandingkan rekan laki-laki. Hal ini berlaku dalam urusan gaji, kepemimpinan, dan representativeness di industri teknologi.
Amazon Web Services Indonesia ingin berpartisipasi dalam mengurangi kesenjangan tersebut. Target akhir yang ingin dicapai adalah mewujudkan kesetaraan gender dalam industri teknologi melalui program edukasi berikut.
AWS Girls’ Tech Day merupakan prakarsa global AWS untuk Edukasi STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, dan Mathematics) bagi perempuan muda. Program edukasi ini pertama kali diinisiasi pada tahun 2018. Baru empat tahun berjalan, Girls’ Tech Day telah mampu memberikan dampak terhadap lebih dari 7.000 perempuan muda yang diberdayakan.
Selain memfasilitasi pembelajaran mengenai teknologi, AWS Girls’ Tech Day juga merupakan program yang dirancang untuk membantu perempuan usia 8 hingga 24 tahun memiliki kemampuan penyelesaian masalah (problem solving) yang baik. Tujuan akhir yang ingin dicapai bukan sekadar menginspirasi perempuan muda, tetapi juga memotivasi mereka mengembangkan minat di bidang teknologi.
Dalam pelaksanaannya, AWS InCommunities menggandeng lembaga non-pemerintahan (Non Governmental Organization atau NGO) lokal yaitu Prestasi Junior Indonesia (PJI). PJI sendiri merupakan lembaga dengan misi menyiapkan generasi muda untuk sukses dalam ekonomi global. Secara khusus, PJI mendidik para generasi muda mengenai pola piker entrepreneurship, kesiapan dalam dunia kerja, dan literasi keuangan yang baik.
Girls’ Tech Day di Bandung tempo hari dihadiri oleh sekitar 250 pelajar perempuan dari lima SMA/SMK di Jawa Barat. Edukasi STEAM ini memiliki tujuan untuk membangun minat dan mengejar karir di bidang teknologi, khususnya bagi para perempuan. Lewat edukasi ini, diharapkan perempuan muda Indonesia mendapatkan edukasi, terinspirasi, dan bisa lebih berdaya.
Program AWS Girls’ Tech Day memiliki dua agenda utama. Keduanya dirancang sebagai program interaktif sehingga memfasilitasi pembelajaran bagi peserta. Pertama, sesi bincang inspiratif yang diberi tajuk ‘Women in Tech Talk: Start Your Journey to Pursue the Career Opportunities in Technology’. Sementara itu, agenda kedua diisi oleh kegiatan praktik robotika dan pembelajaran koding.
Perancangan kurikulum yang mendidik perempuan dalam bidang teknologi ditengarai beberapa alasan. Pertama, hadirnya perempuan dalam bidang teknologi membantu industri untuk mengembangkan produk yang berhubungan dengan wanita. Efeknya tentu menghasilkan produk yang lebih tepat sasaran dan tepat guna. Kedua, pelibatan satu perempuan dalam industri teknologi berarti membuka kesempatan bagi perempuan lain. Women-owned businesses hire more women.
Dalam berbagai literatur disebutkan bahwa perempuan cenderung berorientasi pada kontribusi sosial ketika menjalankan sebuah bisnis. Efek kupu-kupu ini sangat mungkin terjadi dengan langkah pertama pembelajaran teknologi oleh perempuan.
Sayangnya, fakta di lapangan masih menunjukkan sejumlah isu dan tantangan nyata yang dihadapi praktisi perempuan di bidang teknologi. Selain kesenjangan gaji, kesempatan memimpin, dan fungsi representativeness, perempuan dalam industri teknologi juga mengalami isu lain seperti minimnya role model, kurangnya kesempatan mengutarakan pendapat, hingga cenderung ditinggalkan karena ketidakpercayaan sosial akan kemampuan perempuan.
Maka, menampilkan praktisi perempuan ekspertis di bidang teknologi dipandang mampu menepis stigma gender tersebut. Fasilitasi diskusi interaktif antara praktisi dan perempuan muda pada hasil kerjasama Amazon Web Services Indonesia dan Prestasi Junior Indonesia ini dapat menjadi langkah awal untuk melawan sejumlah isu sosial dan gender terkait perempuan dalam teknologi.
Sebagaimana tajuk yang diberikan, sesi pertama menampilkan sejumlah tokoh perempuan dengan kisah dan perannya di industri teknologi. Tokoh perempuan yang dimaksud adalah Metha Trisnawati (Co-Founder dan COO Sayurbox), Meigy Ulina (Product Manager Transfez), serta Yashinta Bahana (Head of Business Development T&C Indonesia Amazon Web Services).
Dalam sesi pertama ini, pembicara berbagi pengalaman riil mereka selama berkecimpung dalam industri ini. Lebih dari itu, mereka juga berbagi hal-hal apa yang perlu dipersiapkan perempuan muda agar lebih tangguh dan siap ketika memasuki industri teknologi.
Sebagaimana telah disebutkan di awal, perempuan yang bekerja di industri teknologi memiliki tantangannya tersendiri. Hal ini lekat dengan sejumlah isu sosial seperti stigma dan diskriminasi. Bincang interaktif dengan para perempuan praktisi teknologi ini menjadi media yang baik untuk mempersiapkan para perempuan muda yang memiliki minat tinggi berkarir dalam bidang teknologi.
Pada agenda praktik robotika dan koding, para peserta belajar tentang fungsi dan cara kerja pusat data maupun komputasi awan. Mereka mempelajari konsep dasar dan cara kerja keduanya dengan fasilitas perangkat robot Quarky dan PictoBlox.
Quarky sendiri merupakan robot yang dapat diprogram ulang dengan bantuan jaringan Wi-Fi maupun Bluetooth bawaan. Setelah robot Quarky selesai dirakit, peserta didampingi untuk menyusun logika kecerdasan artifisial (AI) menggunakan PictoBlox.
Media yang diberikan oleh Amazon Web Services Indonesia maupun Prestasi Junior Indonesia dalam sesi ini membolehkan peserta berkenalan dengan teknologi terbaru yang banyak diadopsi kebanyakan industri saat ini. Rangkaian pembelajaran dalam AWS Girls’ Tech Day ini diharapkan dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang berkesan sekaligus menghidupkan imajinasi akan teknologi.
Edukasi STEAM yang diberikan dalam Girls’ Tech Day ini adalah perwujudan pemberdayaan perempuan muda dalam teknologi. AWS InCommunities dan Prestasi Junior Indonesia telah memberikan kontribusi dalam inisiasi pengembangan minat dan bakat perempuan muda untuk berkarya di bidang teknologi.
Harapan jangka panjangnya adalah tercapainya kesenjangan paling minimal antara laki-laki dan perempuan. Apalagi, sejumlah literatur telah menyatakan peran perempuan yang bisa sama baiknya dengan laki-laki.
Ke depannya, keterlibatan perempuan dalam industri teknologi harus lebih didukung. Perempuan pun harus memiliki daya lebih dulu pada dirinya sendiri. Membekali diri dengan persiapan pengetahuan dan sikap mental yang baik akan membantu mereka lebih siap untuk berkarya.