3 bulan yang lalu, tepatnya di akhir Maret 2018 saya melakukan perjalanan sendiri untuk yang pertama kalinya ke luar Indonesia. Saya terbilang cukup awan untuk melakukan perjalanan ke luar Negeri. Sangat-sangat awam bahkan, sebelum memutuskan untuk pergi berlibur sendirian, saya baru pernah satu kali pergi ke luar negeri yaitu ke Sarawak dan Sabah dalam 1 kali perjalanan grup.
Saya memilih Singapura untuk menjadi negara pertama yang saya kunjungi sebagai solo traveler karena Singapura adalah negara dengan tingkat kriminalitas yang sangat rendah. Selain itu, Singapura juga terkenal dengan negara yang sangat maju dari berbagai lini, transportasi salah satunya.
Pergi berlibur ke luar negeri ternyata tidak seburuk yang saya bayangkan. Toh sebelumnya saya juga pernah beberapa kali solo traveling ke kota-kota di Indonesia meskipun di kota tujuan saya sudah punya kenalan yang bisa mengantarkan kesana kemari. The story is begin~
Day 1: Tips Lewat Imigrasi Hingga Naik MRT ke Hostel Sendirian
Biasanya yang menjadi masalah bagi solo traveler yang baru pertama kali melakukan perjalanan ke luar negeri adalah melewati imigrasi. Pihak imigrasi mungkin akan menanyakan beberapa informasi seperti tiket pergi dan pulang, akan menginap dimana, dan akan pergi untuk berapa lama. Pastikan kamu menyiapkan semua informasi yang dibutuhkan tersebut dalam bentuk cetak.
Saya melewati imigrasi Indonesia di terminal 3 Soekarno-Hatta dengan baik waktu itu, tidak ada kendala. Begitu juga ketika ingin masuk ke Singapura, semuanya berjalan lancar karena saya sudah mempersiakan semua informasi yang dibutuhkan dengan baik.
Tips: pastikan kamu membawa pulpen tinta untuk mengisi DISEMBARKATION/ EMBARKATION Card yang akan dibagikan di pesawat sebelum mendarat di Singapura.
Sesampainya di Terminal 4 Bandara Changi, segeralah mencari tempat untuk menunggu shuttle bus yang akan membawa kamu ke terminal 2 dimana disini kamu bisa menggunakan MRT menuju pusat kota. Jika kamu berencana untuk menjadikan MRT transportasi utama selama di Singapura, kamu dapat membeli STP (Singapura Tourism Pass) di counter MRT. Namun jika tidak, kamu dapat membeli kartu single trip lewat mesin seperti membeli tiket KRL di Jakarta.
Tips: pastikan kamu punya uang pecahan dollar Singapura 1,2 dan 5 dollar karena mesin hanya bisa memberikan kembalian untuk uang di bawah 10 dollar.
Jika sudah terbiasa naik KRL di Jakarta, kamu tidak akan menemukan masalah ketika naik MRT di Singapura, cukup mengingat harus trasit dan turun dimana. Kamu juga dapat mengecek jadwal kereta menggunakan aplikasi Moovit. Kemudian selanjutnya tinggal berjalan kaki menuju hostel yang sudah dipesan sebelumnya.
Day 2: Wajib, Nikmati Sensasi Bersepeda di Singapura!
Pada perjalanan kemarin, saya memutuskan untuk memilih hostel yang terletak di area Chinatown agar saat malam hari pertama saya dapat berkeliling di sekitar penginapan. Saya juga mencari-cari letak parkir sepeda layanan sharing bike Ofo yang rencananya akan saya gunakan di hari kedua di Singapura.
Dengan predikat negara yang sangat bersih serta ramah pejalan kaki, berjalan kaki atau bersepeda mengelilingi beberapa tempat di Singapura adalah cara terbaik menikmati liburan dengan cara yang berbeda. Sebelum berangkat ke Singapura, saya sudah mengunduh aplikasi layanan sharing bike Ofo agar kelak dapat digunakan ketika sampai di Singapura.
Pagi hari kedua di Singapura saya putuskan untuk berkeliling menggunakan sepeda sembari mencari meeting point walking tour yang akan dilakukan pada sore harinya. Saya mengayuh sepeda lebih dari 2 jam dengan biaya sewa sekitar 2 dollar Singapura (1 dollar/jam).
Ikut Walking Tour, Liburan Anti Mainstream di Singapura
Sejak memutuskan untuk pergi ke Singapura, saya memang tidak memikirkan untuk datang ke Sentosa Island, Garden by the bay, Universal studio atau tempat-tempat lain semacamnya yang menjadi destinasi banyak orang. Saya memutuskan untuk mendaftar walking tour dari Singapura Sneak Peak untuk mencari teman baru. Karena sebenar-benarnya liburan bagi saya adalah pergi ke tempat yang memberikan insight baru, tidak sekadar memberikan kesenangan.
Tur jalan kaki (walking tour) ini sebenarnya cukup popular di negara-negara maju, peminatnya juga cukup tinggi. Bahkan di beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Medan, dan Jogja juga ada tur serupa. Jika sedang di Jakarta cobalah untuk ikutan walking tour dari Jakarta Good guide.
Tur jalan kaki yang diinisiasi oleh SneakPeek Singapura ini dimulai dari pukul 1 siang hingga jam 5 atau 6 sore. Ketika saya bergabung dengan tur hari itu, ada banyak peserta lain dari berbagai negara yang tertarik untuk mengenal Singapura lewat tur jalan kaki. Untuk biayanya sendiri sebenarnya adalah bersifat sukarela, namun akan lebih baik jika membayar di atas 22 dollar Singapura sebagai ucapan terima kasih kepada tour guide dan mengganti biaya yang digunakan untuk membeli beberapa makanan lokal yang akan dicicipi semua peserta tur.
Day 3: Berkeliling Bandara Canggih dan Kembali ke Indonesia
Selesai mengikuti walking tour, saya lalu kembali ke tempat menginap untuk membersihkan diri karena sempat kehujanan selama mengikuti tur. Niatnya malam terakhir di Singapura akan saya manfaatkan dengan baik untuk mengunjungi wisata malam ikon Singapura yaitu Merlion Park. Tubuh berkata lain, sepertinya saya cukup kelelahan berjalan seharian. Malam terakhir di Singapura saya hanya mampu berkeliling jalan kaki di sekitar Chinatown untuk mencari oleh-oleh lalu kemudian tidur lebih cepat karena demam panas tinggi.
Saya memutuskan untuk pergi ke Bandara lebih pagi meski flight ke Jakarta sekitar jam 11 siang. Dengan menggunakan MRT, saya tiba di terminal 2 Changi tidak sampai 1 jam lalu kemudian menuju terminal 4 menggunakan shuttle bus.
Bandara Changi, Singapura ini merupakan bandara terbaik di dunia. Kecanggihan teknologi informatif serta fasilitas kelas dunia hingga saat ini belum ada yang mengalahkannya. Sementara terminal 4 sendiri disebut sebagai terminal tercepat karena sudah menggunakan teknologi Fast dan Seamless Travel (FAST) yang pertama di dunia. Kita bisa check – in hingga menyimpan bagasi sendiri menggunakan sistem tersebut. Begitu juga ketika melewati Imigrasi, sudah tersedia gate otomatis yang bekerja dengan cara scan passport dan tiket, sehingga kita tidak perlu berlama-lama lagi mengantri.
Itulah sekilas cerita saya ketika melakukan solo traveling ke Singapura untuk pertama kalinya. Semoga cukup menginspirasi kamu yang ingin pergi liburan sendiri tapi belum memiliki keberanian yang cukup. Oh iya, saya sudah membeli tiket untuk pergi sendirian lagi ke Penang Maret 2019 nanti. Berminat bergabung?
8 replies on “Solo Traveling ke Singapura: 3 Hari 2 Malam Bisa Ngapain Aja?”
anti mainstream banget yak, jalan ke singapur tapi ga ke garden by the bay, kalo aku emang masih mengincar GBTB jadi kalau kesana jadi agenda wajib
Hai kak, gimana cara daftar walking tour nya?
Halo Rini, bisa daftar disini ya: https://www.sneakpeeksingapore.com
Hallo Andre.. review yang sangat bermanfaat.. salam kenal.. habis berapa untuk jalan jalan seperti review diatas? Hehe saya ingin menyesuaikan budget untuk ditabung..
Kalau saya kemarin sih diluar tiket dan penginapan habis sekitar 1 juta. Untuk tiket kebetulan dapat promo di bawah 600rb untuk PP Jakarta Singapore.
Hello Andre, boleh tau dapat tiket promo 600rb PP Jkt-Sing nya dimana?
Halo, aku belinya di AirAsia waktu itu.
Kak mau ikutan dong gabung ke penang maret.
Comments are closed.