Selamat pagi…
Pagi ini saya bangun dari kasur yang berbeda, dengan suasana rumah yang berbeda, dan kualitas sinyal yang berbeda. Iya, pagi ini saya sudah berada dikampung halaman, tempat dimana saya dilahirkan dan dibesarkan.
Pagi ini saya menulis khusus curhatan perjalanan mudik saya kemarin, semoga ada yang berniat membaca hingga selesai :D.
Kamis, 19 Desember 2013, pagi-pagi sekali saya sudah terjaga untuk segera menyiapkan semua barang-barang yang akan dibawa mudik. Saya kembali ke kampung halaman dalam rangka merayakan hari raya Naral dan kebetulan liburnya ada sekitar dua minggu, waktu yang cukup untuk melepas kangen dengan keluarga. Sayangnya, cuaca pagi ini kurang bersahabat, hujan turun sejak jam lima pagi, menjelang jam setengah tujuh belum juga reda. Akhirnya saya memutuskan untuk membeli sarapan terlebih dahulu sembari menunggu hujan reda.
Ada Kolamnya š |
Mirip Jalan Keladang :” |
Sangat miris bukan, banyak sekali adegan menyedikan sekaligus lucu yang tidak sempat saya abadikan dalam kamera ponsel saya. Mengingat medan yang begitu licin, saya harus lebih berhati-hati dalam mengendarai motor, tidak disarankan membawa motor sembari mengambil gambar seperti saya, ini adalah pelanggaran lalu lintas š
Sejauh ini, sudah banyak orasi masyarakat terkait jalan lintas negara yang rusak parah. Bermacam bentuk protes pun muncul, sebut saja salah satunya “Gerakan Rp.1000 Untuk Jalan Lintas Negara”. Sayangnya, sampai saya melintasi jalan itu, belum ada perbaikan yang cukup berarti yang saya lihat, bahkan sepertinya belum ada perbaikan sama sekali.
Mobil-mobil dengan muatan tidak layak pun tetap melewati jalan ini, sehingga membuat antri para pengguna jalan lain.
Ambil Hikmahnya, jadi tertib ngantri š |
Saya tidak ingin ikut terlibat dalam bentuk-bentuk protes tersebut, karen jelas itu diluar porsi saya, hanya saja saya ingin mengatakan sesuatu :
“Perjalanan kami menjadi lebih indah dan berwarna coklat setelah melewati jalan lintas negera yang begitu menggemaskan.”
Andre.
5 replies on “Sedihnya Mudik Melewati Jalan Lintas Negara Indonesia-Malaysia”
Ini udah 2015, apa belum ada perubahan ? Saya asli kab.Sekadau. Sedih gan, ntar kalo misalnya pulkam sakitnya tuh dimana-mana
Syukurlah sekarang sudah agak membaik mas š
lah jalan nya gitu amat yah, sayang nih pembangunan nya blm merata —
Wahhh,, jalan lintas negara nya sangat memprihatinkan,, mana nehh pemerintahhh mana neh para pejabatnya,, jangan pada nutup mata dong liat yang beginian,,, korupsi aja digedein…
Hiks … selalu. Pemerintah ituh apa hanya punya satu otak yah? kok banyak banget pr mereka. Bukannya pemerintah itu terdiri dari kabinet dan jajaran … hm. aneh. Kondisi Sampit ya nggak jauh berbeda tuh kang …
Comments are closed.