

Pernahkah kamu mendengar tentang motif batik yang bernama Kawung? Batik kawung merupakan batik yang memiliki sejarah perkembangan yang amat panjang di masyarakat, terutama masyarakat Jawa. Terdapat dua versi yang menjadi asal usul batik kawung ini tercipta, yaitu:
1. Batik kawung berasal dari jenis serangga Kwangkwung
Batik kawung berasal dari jenis serangga berwarna cokelat cerah yaitu Kwangkwung yang berarti kumbang tanduk. Serangga kwangkwung ini dipercaya sebagai insprirasi bentuk dan corak pada batik kawung. Hal ini dikarenakan pola melingkar dan warna coklat mengkilap pada batik kawung diperkirakan berakar dari bentuk serangga Kwangkwung yang legam dan lonjong.
2. Batik kawung berasal dari tumbuhan aren
Kata kawung berasal dari tumbuhan aren / palem / kolang-kaling. Biji buah aren ini apabila dibelah menjadi empat bagian, akan menjadi bagian-bagian simetris yang menyerupai bunga teratai yang mekar. Rangkaian bunga teratai inilah yang menjadi insprirasi motif pada batik kawung.

Asal-usul batik kawung yang lebih popular adalah motif batik kawung yang berasal dari pohon palem/aren (source: Batik Kawung). Buah kawung yang berasal dari pohon aren ini memiliki daging buah yang tersembunyi dibalik kulitnya yang keras. Seperti kepercayaan Jawa yang memaknai sebagai itikad dan ketetapan hati yang bersih tidak perlu diketahui orang lain. Adapun pengrajin batik Indonesia, Susanto mengemukakan bahwa motif batik kawung dapat diartikan sebagai saderek sekawan gangsal pancer.
Yaitu empat buah motif yang merupakan lambang dan persaudaraan yang berjumlah empat dengan satu motif titik tepat ditengah yang dianggap sebagai pusat kekuasaan alam semesta. Dengan demikian motif batik kawung yang terdiri dan empat bulatan lonjong dengan titik pusatnya ditengah merupakan lambang persatuan seluruh rakyat, alam dan kepercayaan serta menggabungkan semua unsur kedelapan kesatuan tunggal yang selaras.
Motif pada batik kawung termasuk dalam kriteria motif Ceplok. Ceplok sendiri merupakan nama pola geometris repetitif yang tersusun atas pola berbentuk lingkaran, seperti bunga mawar ataupun bintang. Motif batik kawung ini sudah muncul pada abad ke-13. Namun, setelah dilakukan penggalian informasi lebih lanjut, motif batik kawung ini terlihat di dinding-dinding Candi Hindu kuno seperti Prambanan dan Candi Prambanan ini dibangun sekitar abad ke-9.

Salah satu arca Ganesa yang terdapat di Candi Prambanan memperlihatkan motif lereng, ceplok, dan nitik. Dapat diambil kesimpulan bahwa motif kawung ini sudah dikenal masyarakat jauh dari perkiraan awalnya. Secara keseluruhan, motif kawung ini telah ada dan tumbuh berkembang di masyarakat kurang lebih 12 abad.
Pada awalnya, batik kawung ini hanya diperbolehkan untuk kalangan keluarga kerajaan saja. Motif kawung merupakan salah satu dari motif larangan, seperti motif parang, motif parang rusak, motif cemukiran, motif sawat, motif udan liris, motif semen dan motif alas-alasan. Dan motif larangan ini hanya dapat dibuat dan digunakan di lingkungan keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Motif batik yang digunakan oleh seseorang menjadi penanda status sosial orang tersebut, terutama di kalangan kerajaan.
Namun seiring perkambangan zaman, batik kawung mulai digunakan oleh golongan-golongan yang berbeda. Terlebih setelah negara Mataram dibagi menjadi dua, yaitu Surakarta dan Yogyakarta. Di Surakarta, batik kawung digunakan oleh golongan punakawan dan abdi dalem jajar priyantaka. Sedangkan di Yogyakarta batik kawung ini digunakan oleh sentana dalem.
Batik kawung ini kemudian menjadi identik dengan tokoh punakawan yang paling terkenal, yaitu Semar. Dalam tokoh pewayangan Semar merupakan rakyat biasa namun sangat mengabdi kepada Pandawa yang sangat dekat dengan masyarakat umum. Hal inilah yang membuat motif batik kawung popular di khalayak ramai.

Terdapat banyak jenis motif batik kawung yang tersebar di masyarakat, adapun beberapa jenis motif batik kawung yang popular yaitu:
- Batik Kawung Beton
Bentuk dari motif batik Kawung beton ini berhias dengan bentuk empat bulatan dengan dua buah titik segi empat. Diantara empat bulatan terdapat empat bagian yang seolah-olah dibatasi garis silang.
- Batik Kawung semar
Ragam hias Motif ini berbentuk empat buah bulatan berbentuk lonjong dengan dua buah bulatan dan garis lengkung. Diantara empat bulatan tersebeut ada terdapat garis berbentuk jajaran genjang dengan titik dan bulatan.
- Batik Kawung Sen
Dinamakan Kawung sen dikarenakan bentuknya yang diambil dari uang pecahan satu sen yang kecil. Hiasnya berupa empat bulatan dengan empat bulatan lonjong dengan titik cecek dua buah. Ia disusun dengan membentuk sudut miring atau garis diagonal seolah-olah tiap motifnya dibatasi garis silang.
Motif batik ini merupakan motif batik yang dulu umum digunakan untuk menutupi jenazah orang yang sudah meninggal bersama motif-motif lainnya seperti Sidamukti, Sidamulya, Sidaluhur, dan Semen Rama.
Motif Batik Kawung ternyata telah memiliki sejarah panjang hinga berabad-abad lampau dan hingga kini masih digunakan dan disukai oleh masyarakat Indonesia. Dimulai dari penggunaannya yang terbatas di kalangan kerajaan hingga dapat dinikmati khalayak ramai seiring perkembangan zaman yang semakin modern.